Toko Buku Online
Katalog
dw Downloadable
Deskripsi

Hilyatul Auliya' ~ Sejarah & Biografi Ulama Salaf as-Sholeh Judul Asal (arab) : "Hilyah al Auliya' wa Thabaqat al Asyfiya' " Penulis : Abu Nu'aim al Ashfahani Tahqiq (Semakan) : 'Abdullah al-Minsyawi, Muhammad Ahmad 'Isa & Muhammad 'Abdullah al-Hindi Sejarah hidup generasi Salaf mengandungi banyak sekali pelajaran yang berharga, petuah yang baik, petunjuk dan cahaya, kemenangan dan keberuntu… [more]


Rp. 24,900 Rp.24,900
Deskripsi

Hilyatul Auliya' ~ Sejarah & Biografi Ulama Salaf as-Sholeh Judul Asal (arab) : "Hilyah al Auliya' wa Thabaqat al Asyfiya' " Penulis : Abu Nu'aim al Ashfahani Tahqiq (Semakan) : 'Abdullah al-Minsyawi, Muhammad Ahmad 'Isa & Muhammad 'Abdullah al-Hindi Sejarah hidup generasi Salaf mengandungi banyak sekali pelajaran yang berharga, petuah yang baik, petunjuk dan cahaya, kemenangan dan keberuntungan, kebahagiaan dan kejayaan. Di sana ada penyucian karakter, pelembut jiwa, pemantapan iman dan tauhid, dan pemandangan nyata mengenai komitmen terhadap agama. Dan boleh dikatakan sejarah hidup mereka adalah 'role model' yang dapat dijadikan sebagai contoh dan tauladan dalam segala hal. Abdullah bin Mas'ud -Rodliallohu Anhu- berkata, "Barangsiapa ingin mencari tauladan, hendaklah ia mencari tauladan pada orang yang sudah mati. Kerana orang yang hidup tidak terjamin aman dari ancaman fitnah." Itulah jalan dan nasihat sahabat Abdullah bin Mas'ud, sebagai pedoman bagi kita dalam mencari suri tauladan. Sebab, manusia yang sempurna jumlahnya sangatlah sedikit. Membicarakan kehidupan generasi seperti mereka akan menghidupkan hati dan membangkitkan semangat Oleh kerana itulah ketika ulama besar Al Imam Abdullah bin Mubarak -rahimahulloh- ditanya, "Mengapa anda tidak mahu duduk(bermajlis) bersama kami?" Dia menjawab," Aku pergi untuk duduk bersama para sahabat Nabi -Sholallahu Alaihi Wassalam- ." Maksudnya adalah beliau lebih memilih untuk belajar dan membaca buku-buku biografi dan sejarah hidup mereka. Kerana metode pendidikan yang dapat meresap ke dalam hati adalah membaca sejarah hidup orang-orang terkemuka. Begitu banyak buku-buku yang mengisahkan tentang perjalanan hidup, sirah, thabaqat, sejarah para Salaf, salah satu diantaranya kitab : Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya ( Perhiasan para wali dan tingkatan orang-orang suci), sebuah kitab ensiklopedia Islam yang memaparkan sejarah dan biografi para ulama Salaf terdahulu secara detail. Dengan membawakan hadits dan atsar berserta sanad-nya.mencerikan sejarah hidup generasi Islam mulai dari generasi Shahabat, Tabi'in, tabiut tabiin dan seterusnya dari ulama-ulama Ahli Sunnah. Sistematika penyajian buku ini terbilang klasik, kerana semua kisah dan biografi ulama Salaf disini diceritakan menggunakan hadits dan atsar lengkap, sehingga valid dan keontetikan ceritanya pun dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiyah melalui pengkajian hadits dan atsar. Oleh kerana itu buku ini menjadi referensi utama dalam disiplin ilmu Sejarah. Kitab Hilyatul Auliya wa Thabaqatul Asyfiya, ini ditulis oleh Al Imam Abu Nuaim Al Ashfani -rahimahulloh- ,Nama lengkapnya adalah Ahmad bin Abdullah bin Ahmad Al-Ashfahani. Beliau lahir pada tahun 336 H, dan wafat pada tahun 430 H. Imam Adz-Dzahabi -rahimahulloh- mengatakan, "Dia adalah Imam Al-Hafizh (penghafal Hadis), Ats-Tsiqah (terpercaya), sangat 'alim, Syaikhul Islam." Imam Al-Khatib Al-Baghdadi -rahimahulloh- mengatakan, "Saya tidak melihat orang yang layak menyandang gelar Al-Hafizh (pada zaman itu) selain dua orang: Abu Nu'aim Al-Ashfahani dan Abu Hazim Al-A'raj." Ibnu Ahmad Al-Hambali -rahimahulloh- mengatakan, "Abu Nu'aim adalah satu-satunya orang di dunia ini yang memiliki isnad tertinggi yang disertai dengan kuatnya hafalan dan kedalaman pengetahuan dalam bidang Hadis dan disiplin ilmu-ilmunya." (lihat : SyadzaratAdz-Dzahab) Ibnu Mardawaih -rahimahulloh- mengatakan, "Abu Nu'aim adalah orang yang didatangi banyak orang pada zamannya. Di seluruh penjuru dunia ini tidak ada orang yang lebih baik sanad dan hafalannya daripada dia. Para huffadh (penghafal Hadis) dunia berkumpul di sisinya. Sehingga setiap hari menjadi giliran salah seorang di antara mereka untuk membaca apa yang dia inginkan sampai menjelang Zhuhur. Lalu ketika dia (Abu Nu'aim) pulang ke rumahnya, terkadang ada orang yang membaca satu juz di hadapannya selama di jalan dan dia sama sekali tidak mengeluh. Dia selalu sibuk dengan menulis atau menyampaikan Hadis."