Architecture and Disaster
Indonesia adalah negara yang rawan terkena bencana, baik bencana alam maupun bencana buatan manusia. Mulai dari gunung meletus, tsunami, gempa bumi, cuaca ekstrem, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan abrasi. Begitu banyak bencana yang terjadi hingga timbul pernyataan bahwa kini, alam dan manusia tidak lagi serasi. Dengan bencana yang terus-menerus datang, manusia diharapkan dapat memulihkan kembali hubungan baik dengan alam. Majalah Arcaka Issue #15 dengan tema "Architecture and Disaster: Memulihkan Kem(Bali)" akan mengupas bagaimana cara manusia mencegah bencana, merespon saat terjadi bencana, dan memulihkan kembali pasca terjadinya bencana dalam sudut pandang masyarakat awam maupun para praktisi arsitektur. Tidak hanya membahas kebencanaan, Majalah Arcaka Issue #15 akan menjadi panggung karya bagi opini, desain, dan fotografi mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia, terlebih mahasiswa arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

(Asri)tektur. Global warming menjadi sorotan penting dalam konteks "asri-tektur", sebuah konsep yang menggabungkan keindahan alam dengan prinsip-prinsip arsitektur yang berkelanjutan. Dalam melihat dampak global warming, penting untuk mempertimbangkan bagaimana desain dan konstruksi bangunan dapat berperan dalam meminimalkan jejak karbon serta memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Kali ini Majalah Arçaka Issue #16 dengan tema "(Asri)tektur: Simfoni Energi Hijau Bandung" akan mengulik bagaimana cara manusia menghadapi dan merespons isu pemanansan global, baik dari sudut pandang masyarakat awam maupun para praktisi arsitektur. Tidak hanya itu, Majalah Arçaka Issue #16 akan menjadi panggung karya bagi opini, desain, dan fotografi mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia, terlebih mahasiswa arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Majalah Arçaka Issue #14: Ar(sea)tecture - Kabar dari Pesisir Jakarta
Maritim Indonesia memiliki sejarah panjang, di mana kita pernah berjaya memanfaatkan kekayaan maritim yang kita miliki. Namun, pergolakan politik, masuknya budaya asing, sampai faktor alam membuat kita mulai melupakan bahkan meninggalkan kehidupan maritim kita. Majalah Arçaka Issue #14 dengan tema “Ar(sea)tecture : Kabar dari Pesisir Jakarta” membawa ‘angin’ perihal keadaan maritim di Indonesia, terutama Kota Jakarta yang belakangan sempat diprediksi akan tenggelam. Prediksi tersebut akan dikupas dalam majalah ini berdasarkan hasil dari pengamatan langsung maupun informasi yang didapat dari kesempatan berbincang dengan pemangku kebijakan dan pelaku dalam dunia kemaritiman di Indonesia. Tidak hanya itu, pada Issue #14 ini juga terdapat pertunjukan ragam kreativitas mahasiswa arsitektur, terutama mahasiswa Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang sangat patut untuk dibanggakan.

Majalah Arcaka #13: "Challenges of Our Spaces" - Human and Their Living Space During Pandemic
Majalah Arcaka #13 berfokus pada pembahasan perihal proses bagaimana pandemi mampu mengubah ruang gerak dan aktivitas manusia. Fokus tipologi pembahasan majalah ini ialah residential. Rumah secara tiba-tiba dianggap menjadi ruang paling aman untuk berlindung dari pandemi. Di sisi lain, rumah harus berkembang sesuai pertambahan fungsinya seperti menjadi tempat bekerja, belajar, beribadah, mengembangkan bakat, karantina mandiri, hingga aktivitas lainnya. Berbagai macam perspektif serta desain tanggap pandemi akan diungkapkan oleh para arsitek profesional seperti Realrich Sjarief (RAW Architects), Deni Setiawan, Riri Yakub (Atelier Riri), dan LAAN.ID. Tidak hanya itu, Majalah Arcaka #13 juga dengan bangga memperlihatkan berbagai macam karya Mahasiswa Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta.